Persoalan
mengambil ide tulisan darimana sebenarnya bukan lagi hal baru. Ini tidak sampai
membuat galau para penulis, apalagi bagi pemula. Bagi saya, salah satu metode
yang sederhana berikut ini mungkin bisa
dilakukan untuk menjembatani ide penulisan. Tujuannya, agar memulung ide
semakin mudah dan tidak ribet, tentunya.
Memulung objek.
Nah, sekarang coba kita ambil satu sampel objek yang ingin kita kembangkan
menjadi tulisan utuh. Mungkin seperti artikel sederhana. Bila Anda bingung,
saya jelaskan begini, coba lihat objek yang ada di sekitar Anda. Mungkin gelas,
piring, sendok dan garpu, atau dapur secara umum bila Anda ada di rumah. Bila
itu terlalu sederhana, kita pindah ke luar ruangan. Lihat apa yang ada di
sekitar Anda, mungkin halaman, pepohonan, gunung, sawah, rumah tetangga, atau
apalah yang menurut Anda menarik. Hmmm, itu masih terlalu sederhana? Kalau
begitu pilih satu objek yang ada di hadapan Anda. Kita ambil contoh kertas yang
mungkin sering Anda gunakan :-)
Bagaimana
cara mengalirkan ide dari objek yang telah kita “pulung” tadi? Sederhana. Nah,
agar tidak terlalu rumit, anggap saja kita sedang berbicara dengan atau tentang
objek tadi, kertas. Sekarang, coba
Anda sebutkan apa yang Anda tahu tentang kertas! Tentunya banyak, bahkan
mungkin sangat banyak. Tuliskan apa saja yang Anda tahu tentang kertas seperti
Anda sedang membicarakannya. Mungkin asal muasal kertas. Mungkin kegunaan dan
manfaat kertas. Mengapa kertas harus ada dalam kehidupan kita. Atau mungkin
siapa penemu dan pengguna kertas pertama di dunia. Atau yang lebih unik bila
kertas tadi kita anggap sebagai makhluk yang “hidup”. Nah, bisa lebih “klenik”
tulisan yang bisa dibuat.
Sebagai
contoh, saya akan menulis apa yang saya tahu tentang kertas. Anggap saja ini
sebagai latihan agar tidak terkesan menggurui. Maklum, saya juga masih belajar
menulis, belum semahir penulis yang sudah profesional.
Kertas adalah salah satu benda
kecil yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Sebagai benda yang gampang
sobek, kertas memilihi peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Lah,
maksudnya? Ya, kertas mencerdaskan kehidupan bangsa sebab kertas bisa menjadi buku,
bahan bacaan bagi para pelajar di sekolah hingga mahasiswa di kampus. Benar,
bukan? Buku-buku yang kita baca setiap hari, semua kumpulan kertas yang disusun
rapi menjadi literatur. Wah, besar sekali peranan kertas.
Bagi kalangan akademik, buku yang
notabene terbuat dari kertas fungsinya sebagai literatur, baik untuk
kajian-kajian ilmiah, maupun sebagai bacaan pengisi waktu. Lain halnya fungsi
kertas di tangan para pedagang pasar. Nah, Anda bisa tebak apa fungsi kertas
dalam perdagangan? Yap, betul. Kertas di tangan pedagang, apalagi dagang cade,
tomat, dan bawang gunanya untuk bungkusan, hehehe.
Itu hal ringan mengenai kertas.
Sekarang, mari kita telaan kertas dari aspek sejarahnya. Kapan pertama kali
kertas digunakan di dunia? Siapa penemu benda ringan ini? Bagaimana kertas
menjelma menjadi buku-buku dan literatur? Pertanyaan-pertanyaan ini setidaknya
memberi gambaran kepada bahwa kertas bukanlah benda sederhana seperti wujud
yang kita saksikan dewasa ini. Bicara tentang sejarah kertas, maka kita bicara
tentang asal muasalnya. Wah, panjang sekali kalau kita mau utarakan di sini.
Hmmm... itu sebagai alibi saja sebab saya secara pribadi tidak tahu sejarah
kertas. Mungkin harus nyontek di google J sebelum menuliskannya.
Nah,
begitulah sederhananya cara mengembangkan ide menjadi tulisan. Ambil satu objek
kemudian kembangkan. Tulisalah tentang objek itu, apa saja yang kita ketahui,
entah baik, entah buruk. Selama tidak mengangganggu keberlangsungan hidup umat
manusia, lanjutkan tulis sampai tuntas. Mungkin itu cukup sederhana namun cukup
membantu siapapun yang ingin belajar menulis. Belajar menulis itu dimulai dari
hal sederhana. Jadi, setelah membaca tulisan ini, setidaknya Anda sudah bisa
menyiasati kebuntuan ide. Atau mungkin Anda sudah tahu cara praktis
mengembangkan ide. Kalau masih belum bisa, wah itu sangat keterlaluan. Intinya,
cobalah terlebih dahulu.
Kita
kembali ke judul tulisan ini, memulung
dan mengembangkan ide. Ide tulisan sesungguhnya tidak pernah habis.
Semua tersedia di sekitar kita, di mana pun kita berada, baik di tempat
tertutup apalagi di tempat terbuka. Di darat, laut, dan udara, semua itu bahan
tulisna yang bisa diramu menjadi artikel “cantik dan menggigit”. Apa yang kita
lihat, yang kita rasakan, bahkan mungkin hal-hal yang hadir dalam mimpi
seseorang bisa juga menjadi tulisan yang unik. Jadi, sangat tidak masuk akal
kalau dikatakan ide tulisan itu sulit ditemukan. Nah, mungkin persoalan
mengembangkannya itu yang sedikit bermasalah. Memecah kebuntuan dalam hal ini,
kita butuh banyak berlatih menulis, dari hal-hal sederhana saja. Kelak, bila
sudah terlatih, ide sekecil apapun akan mudah dikembangkan menjadi tulisan
“berkelas”. Silakan dibuktikan.
Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Bila ada kekeliruan dalam
hal gagasan di sini, itu persoalan sudut pandang saja sebab setiap penulis
memiliki passion menulisnya sendiri.
Anda setuju, silakan diambil, dipraktikkan. Anda tidak setuju, abaikan saja.
Saya tidak akan rugi apalagi merasa dirugikan. Tugas saya adalah berbagi
pengalaman, cukup itu. Bila orang yang membaca tulisan ini mendapat pencerahan,
itu sudah jadi satu keberhasilan dalam kerja tangan dan pikiran saya.
Begitu :-)
Selamat mencoba dan tetaplah menuliskan karyamu bagaimanapun hasilnya. Setiap
orang membutuhkan proses untuk melampaui apa yang diimpikannya, termasuk juga
dalam hal menulis. Jadi, menulislah!
0 Komentar:
Post a Comment